Random Post
Terdapat banyak sekali macam -macam model pembelajaran yang bisa guru terapkan pada kegiatan pembelajaran. Tentunya dengan penerapan model pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Selain itu keberagaman pengaplikasian model belajar bisa mengurangi potensi kejenuhan siswa saat belajar.
Namun demikian, tidak semua guru mengetahui secara utuh jenis-jenis model pembelajaran apa saja yang bisa dipergunakan saat mengajar. Mungkin karena keterbatan sumber dan sejenisnya yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.
Nah oleh sebab itulah, disini penulis ingin memberikan sedikit informasi kepada rekan-rekan semua berkenaan macam-macam model pembelajaran yang bisa diaplikasikan saat pembelajaran.
Adapun panduan lengkap penggunaan model belajar ini adalah sebagai berikut:
Untuk langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut:
Apabila waktunya memungkinkan, TGT juga bisa dilakukan untuk jangka waktu yang panjang. Misalnya untuk mengisi waktu setelah kegiatan ulangan akhir semester. Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:
Untuk Sintaks dari penggunaan model Picture adalah sebagai berikut:
Adapun panduan lengkap penggunaan model belajar ini adalah sebagai berikut:
Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:
Untuk langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:
Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:
Namun demikian, tidak semua guru mengetahui secara utuh jenis-jenis model pembelajaran apa saja yang bisa dipergunakan saat mengajar. Mungkin karena keterbatan sumber dan sejenisnya yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.
Nah oleh sebab itulah, disini penulis ingin memberikan sedikit informasi kepada rekan-rekan semua berkenaan macam-macam model pembelajaran yang bisa diaplikasikan saat pembelajaran.
1. Model Pembelajaran Examples Non Examples
Persiapkan diagram, gambar atau tabel sesuai dengan materi serta kompetensi. Tampilkan gambar dengan cara ditempel atau juga bisa mempergunakan OHP. Selanjutnya siswa memperhatikan gambar yang disajikan, melakukan kegiatan diskusi dan diakhiri dengan proses evaluasi.Adapun panduan lengkap penggunaan model belajar ini adalah sebagai berikut:
- Guru menyiapkan gambar-gambar yang nantinya akan ditampilkan kepada siswa.
- Gambar ditempel atau juga diperlihatkan melalui OHP.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimak gambar.
- Siswa mendiskusikan apa yang didapatnya dari hasil menyimak dengan teman sekelompoknya.
- Setiap kelompok membacakan serta mempresentasikan hasil diskusinya tersebut.
- Dari hasil diskusi semua kelompok, guru mulai mengevaluasi serta menjelaskan materi yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
- Guru membuat kesimpulan.
2. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Model pebelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model tersebut memberikan keleluasaan kepada para siswa untuk saling berbagi pemikiran dan mendiskusikan jawaban yang paling benar. Lebih dari itu, model ini juga memberikan sebuah dorongan kepada para siswa untuk bersemangat pada saat kegiatan belajar. Model ini dapat dipergunakan untuk segala mata pelajaran dan semua tingkatan usia peserta didik.Untuk langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah sebagai berikut:
- Persiapan : Dalam tahap ini guru mulai mempersiapkan LKS, Skenario Pembelajaran yang disesuaikan dengan model pembelajaran NHT.
- Pembentukan Kelompok: Dalam tahap ini, pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri atas 3-5 orang. Guru memberikan nomor ke setiap kelopok, sekaligus pemberian nomor juga ke stiap anggota kelompok. Dalam pembagian kelompok, anggota yang terdapat di dalamnya harus heterogen.
- Setiap Kelompok Harus Memiliki Buku Panduan: Ini dilakukan supaya siswa tidak mengalami begitu kesulitan saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
- Diskusi Masalah: Dalam kegiatan berkelompok, guru memberikan LKS kepada siswa untuk dipelajari. Di dalam LKS tersebut disediakan juga soal yang nantinya harus dikerjakan. Pastikan semua siswa tahu setiap jawaban dari hasil diskusi.
- Memanggil Nomor Anggota: Guru memanggil suatu nomor. Bagi nomor yang sama untuk setiap kelompok diinstruksikan angkat tangan. Selanjutnya siswa bersangkutan menerangkan jawaban hasil diskusi.
- Guru bersama siswa memberikan kesimpulan akhir.
3. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Dalam pengaplikasiannya model pembelajaran ini mengharuskan pembagian kelompok secara heterogen. Untuk tugas setiap kelompok bisa sama tetapi bisa juga berbeda. Setelah guru memberikan tugas untuk semua kelompok, selanjutnya setiap kelompok bekerjasama dalam bentuk diskusi dan kerja individual. Diusahakan kegiatan berkelompok berlangsung kompak, kohesif serta timbul suatu bentuk kompetisi antar kelompok. Kondisikan suasana saat pembelajaran menyenangkan dan nyaman seperti permainan games, keadaan ini bisa dilakukan dengan cara guru bersikap ramah dan sekali-sekali mengeluarkan candaan segar. Setelah selesai kerja kelompok, siswa mempresentasikan hasilnya sehingga timbul diskusi di kelas.Apabila waktunya memungkinkan, TGT juga bisa dilakukan untuk jangka waktu yang panjang. Misalnya untuk mengisi waktu setelah kegiatan ulangan akhir semester. Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Buat sebuah kelompok yang heterogen. Satu kelompok terdiri atas 4 orang. Setelah selesai berikan penjelasan berkaitan mekanisme kegiatan.
- Sediakan meja untuk kegiatan turnamen. Setiap meja ditempati oleh 4 siswa yang berkemampuan seimbang. Meja pertama diisi oleh siswa dengan kemampuan tertinggi dari tiap kelompk dan seterusnya sampai ke meja terakhir yang diduduki oleh siswa yang paling rendah kemampuannya. Penentuan siswa yang duduk disuatu meja berdasarkan kesepakatan kelompok.
- Pelaksanaan turnamen, setiap siswa diharuskan mengambil kartu berisikan butir soal yang sudah disediakan di setiap meja. Dalam pengerjakannya diatur dan diberikan alokasi waktu tertentu (misal: 3 menit). Siswa yang bisa menyelesaikan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor akhir turnamen untuk setiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan gelar: Luar Biasa, Sangat Baik, Baik, Sedang.
- Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
- Apabila sudah selesai, kalkulasikan skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
4. Model Pembelajaran Picture and Picture
Salah satu dari beberapa model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture. Model ini adalah salah satu bentuk dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu model belajar menggunakan gambar yang kemudian dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.Untuk Sintaks dari penggunaan model Picture adalah sebagai berikut:
- Guru menerangkan kompetensi yang hendak dicapai.
- Guru menyajikan sebuah materi sebagai pengantar.
- Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar sehingga didapatkan urutan yang logis.
- Guru menanyakan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
- Dari hasil urutan gambar yang telah terbentuk, guru mulai menerangkan konsep.
- Guru memberikan kesimpulan.
5. Model Pembelajaran Jigsaw
Model Pembelajaran Jigsaw merupakan sebuah model pembelajarn kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Model jenis ini merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar secara berkelompok dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang yang pembagiannya dilakukan secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.Adapun panduan lengkap penggunaan model belajar ini adalah sebagai berikut:
- Peserta kelompok dibagi menjadi 4 tim.
- Setiap anggota dalam tim diberikan tugas yang berbeda.
- Setiap anggota tim yang membahas materi yang sama berkumpul membuat kelompok baru untuk berdiskusi.
- Setelah selesai berdiskusi, para tim ahli kembali ke timnya masing-masing dan secara bergantian menjelaskan apa yang didapatnya dari hasil diskusi.
- Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
- Guru melakukan evaluasi.
- Guru menutup pembelajaran.
6. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
Model pembelajaran PBI mempergunakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah kehidupan nyata. Model jenis ini dirancang untuk membantu belajar siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, belajar berbagai peran, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, melalui sebuah pengalaman belajar di kehidupan nyata.Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Guru menerangkan kompetensi serta sarana dan alat apa saja yang dibutuhkan. Selain itu disini guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan PBI ini.
- Guru membantu siswa untuk mengerjakan serta mengorganisir tugas yang berhubungan dengan masalah (menetapkan jadwal, topik, tugas dll).
- Guru menekankan siswa untuk menyusun serta mengumpulkan informasi sesuai experimen untuk mendapatkan pengumpulan data, penjelasan dan pemecahan masalah dan hipotesis.
- Guru memberi bantuan kepada siswa berkaitan dengan perencanaan penyusunan laporan dan membantu pembagian tugas siswa untuk setiap kelompok.
- Guru membantu siswa melakukan evaluasi terhadap ekseperimen yang telah dilakukan.
7. Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Siapa yang memegang tongkat dialah yang harus menjawab pertanyaan dari gurunya.Untuk langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:
- Guru menyediakan sebuah tongkat
- Guru menjelaskan materi yang hendak dipelajari, kemudian siswa diberi kesempatan untuk membaca dan mempelajari materi bersangkutan.
- Setelah selesai membaca materi, siswa diinstruksikan untuk menutup bukunya.
- Guru mengambil sebuah tongkat yang kemudian memberikannya kepada siswa, setelah itu guru langsung memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa yang sedang memegang tongkat harus menjawabnya.
- Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapatkan pertanyaan dari guru.
- Guru membuat kesimpulan.
- Guru melakukan evaluasi.
- Penutup
8. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball Throwing merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mampu digunakan sebagai alat untuk menyampaikan konsep pemahaman materi kepada siswa. Model jenis ini juga mampu mengetahui sejau mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menguasai materi tersebut.Untuk sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Guru menyajikan materi yang hendak disampaikan.
- Guru memanggil ketua dari setiap kelompok dan kemudian menjelaskan materi kepada mereka.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing dan menjelaskan apa yang sudah dipelajarinya ke para anggota.
- Masing-masing siswa diberik kertas yang nantinya digunakan untuk menuliskan pertanyaan apa saja menyangkut materi yang sudah disampaikan oleh ketua kelompok.
- Kemudian kertas yang berisi pertanyaan dibuat seperti bola dan dilemparkan ke peserta lain selama 15 menit.
- Setelah siswa mendapatkan bola/satu pertanyaan, diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
Ide Kreatif Guru Says:
"Terimakasih telah berkunjung ke situs ini, semoga artikel yang kami berikan bisa bermanfaat dan menambah wawasan baru kepada anda kehususnya berkenaan dengan pembelajaran "
0 comments:
Post a Comment